Judul : Sepasang Mata Malaikat
Penulis : Ambhita Dhyaningrum
Penerbit : Tiga Serangkai, 2006
Tebal : 170 halaman
Oleh : Aditya Nugroho
Ambhita dhyaningrum, begitu orang tuanya memberi nama. Dialah
pengarang novel ini, ia sangat gemar menulis. Dia ingin sekali member arti pada
kehidupan orang banyak Dia memiliki anak perempuan yang lahir pada 27 November 2004, namanya
Raia Digna Amanda. Suaminya bernama Ichwan Budi Utomo. Dialah orang yang selalu
memberi motivasi baginya.
Sumber inspirasi penulisan novel ini berasal dari teman Ambhita
yang bernama Anik Sulistywati yang berpengalaman menjadi seorang reporter
sehingga ia membuat novel ini yang berlatar belakangdunia jurnalistik.
Latifah, gadis sholeha yang bekerja di kantor majalah cantik
sebagai junior reporter. Ia tinggal bersama bibinya sepeninggal kedua orang
tuanya. Sepupu latifah sangat memusuhinya, sepupunya bernama Risma yang
merupakan anak semata wayang bibi Hindun.
Suatu hari, Niken yang merupakan rekan kerja Latifah memberi tugas
kepadanya untuk mewawancarai Rajendra yang merupakan penulis novel tenar pada
saat itu. Keesokan harinya Latifah mendatangi Radio Idola untuk menemi
Rajendra. Namun, tidak membuahkan hasil. Rajendra bergegas pulang dan tidak
menepati janji wawancaranya dengan
Latifah. Saat itu, ia bertemu dengan kawan lamanya, ia meminta informasi
tentang Rajendra dan Latifah menghubungi Rajendra untuk mengadakan wawancara
pengganti.
Keesokan harinya, ia mendatangi rumah Rajendra. Di sanalah terjadi wawancara
yang sangat mencekam karena cerita pengalaman-pengalaman Rajendra. Rajendra
yang sangat taat beragama, ternyata dulu pernah mengalami kehidupan kelam.
Mabuk-mabukan, main perempuan sering dilakukannya. Karena sering bermain dengan
dunia malam, kesehatannya pun terganggu.
Namun setelah memeriksakan penyakit yang dideritanya, Rajendra
tertabrak mobil. Saat itu ia melihat ruhnya keluar dari raganya yang tergeletak
bersimbah darah dijalan. Kemudian ia pergi ke suatu tempat. Disitu ia melihat
akan peristiwa-peristiwa yang pernah dialaminya saat hidup di dunia. Ia melihat
pula temannya yang sering mabuk-mabukkan disiksa di alam sana. Orang-orang
telah mengira Rajendra telah meninggal. Tapi tidak, Rajendra terbangun dari
tidur panjangnya setelah melakukan perjalanan gaib. Setelah itu, Rajendra berubeh
menjadi pribadi yang lebih baik.
Buku ini sangat bagus untuk dijadikan bacaan untuk kalangan remaja
ataupun dewasa, karena penuh dengan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai moral.
Cerita yang termuat di dalamnya selalu mengingatkan kita akan kehidupan yang
kekal setelah kehidupan dunia. Ceritanya dikemas dan disajikan dengan menarik
dan dinamis serta dilengkapi dengan kutipan ayat-ayat Alqur’an. Namun masih
terjadi kesalahan dalam penulisan huruf
dan ada beberapa kalimat yang dapat menimbulkan ambigu.
Novel ini mengandung nilai-nilai keagamaan yang sangat kental.
Mengajarkan kita untuk selalu ingat akan peristiwa yang pasti terjadi, namun
sering dilupakan yaitu kematian.
1 komentar:
Post a Comment