Wednesday, February 20, 2013

Akhlak Rasulullah saw




Akhlak Rasulullah saw adalah Al-Qur’an. Beliau saw ridho dengan keridhoaan Tuhannya dan marah dengan kemarahan Tuhannya. Rasulullah saw tidak pernah marah karena hawa nafsunya dan dendam, akan tetapi Beliau marah jika ada yang meremehkan hak-hak Allah swt. Dan jika Beliau memilih diantara dua pilihan maka Beliau saw memilih yang paling mudah diantara keduanya, selama hal tersebut bukan dosa.

                Rasulullah saw amat sangat tawadhu’ merendah dihadapan Allah swt, seperti menambal baju dan sandalnya sendiri, memeras susu, menjahit baju yang robek, memenuhi undangan orang yang mengundangnya baik orang kaya maupun orang miskin, kecil ataupun besar. Rasulullah saw adalah insan yang paling berani, paling dermawan, penyantun, paling fasih lisannya dan paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, paling lembut adabnya, paling jujur perkataannya, paling setia perlindungan dan janjinya, paling pengasih dan rahmat. Allah memilihnya sebagai Nabi dan RosulNya, Allah telah memberikan telaga Haudh dan kedudukan yang terpuji (Al-Maqom Al-Mahmud) secara khusus padanya, Allah menjadikan Beliau saw pemimpin para Rosul dan penutup para Nabi, Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.
                Al-Imam Al-‘Arif Billah Al-Habib ‘Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi berkata:
“Demikian luhur akhlak Rasulullah saw, sehingga terasa sempit kitab-kitab besar untuk merangkumnya. Sebab Beliau sebaik-baik manusia dalam keindahan akhlak ataupun bentuk tubuhnya. Selalu terdepan dalam berbuat kebajikan, lembut hatinya, luas kasih sayangnya terutama bagi kaum beriman semuanya. Teramat baik, teramat penyantun. Tiada berucap sesuatu melainkan berisi kebaikan. Sederhana peringainya, singkat dan padat kalimat yang diucapkannya. Bila si miskin memanggilnya, Beliau saw tanggap memenuhinya segera. Beliau saw bagai ayah yang penuh kasih sayang, untuk si yatim piatu dan janda yang lemah. Rendah hatinya namun amat kuat wibawanya, membuat orang paling kuatpun gemetaran berhadapan dengannya. Tiap jalan yang dilalui ataupun rumah yang dikunjungi menjadi semerbak harum baunya. Sebutan tentang pribadinya, mewangikan majlis dan pertemuan. Tiada banding dalam fisik dan perilakunya, karena mendapatkan kekhususan termulia. Maka tiada satupun peringai manusia terpuji melainkan pasti bersumber dari dirinya, insan terbaik diantara mereka semuanya”.

0 komentar:

Post a Comment